Didalam postingan berikut ini
saya akan menjelaskan beberapa permainan-permainan yang sering dilakukan oleh
masyarakat Dayak pada umumnya, mereka sering bermain secara tradisional yang
menggunakan bahan-bahan dari alam, seperti kayu, kemudian tanaman lainnya. Dimasa sekarang masyarakat Dayak tidak banyak yang mengetahui caranya memainkan permainan rakyat yang sifatnya
Permainan tradisional ini sering
disebut Permainan Rakyat, artinya semua masyarakat Dayak pada umumnya mempunyai
permainan rakyat yang beranekaragam permainan. Semua itu dipertunjukkan didalam
upacara-upacara adat atau dalam keseharian mereka. Dari semua permainan rakyat
yang mereka lakukan itu adalah bentuk penghargaan mereka terhadap alam yang
sudah mereka dapatkan dan mereka jaga serta dipergunakan untuk kehidupan
mereka. Mulai dari material yang digunakan sampai dengan cara memainkannya.
Permainan-permainan yang saya tampilkan ini adalah permainan suku Dayak Bahau
Bate/ Ja’an :
1. Permainan
Gasing (he’ng)
Permainan Gasing
ini sering dimainkan ketika ada pesta budaya (Pesta Lali Uga’l) pesta rakyat
tanam padi. Gasing/ He’eng ini sendiri terbuat dari kayu ulin atau banggris dan
tali yang untuk memutarkan Gasing tersebut dari kulit kayu juga yang biasa
disebut Kumu’t. Permainan Gasing ini dimainkan oleh semua umur, dari remaja,
dewasa hingga para tetuanya juga senang memainkan permainan ini, cara memainkan
Gasing cukup rumit, dengan memutarkan tali (kumu’t) pada Gasing hingga rapi dan
kuat kemudian dilempar dengan posisi berdiri dan tali ditarik hingga posisi
Gasing jatuh dan memutar dengan baik. Semakin kuat kita menarik tali (kumu’t)
tersebut akan semakin lama putaran Gasingnya. Permainan ini juga dimainkan bisa
perorangan atau secara group/ kelompok jika peserta banyak akan dibuat dua
group yang saling memiliki kelincahan atau keahlian dalam memutarkan gasing dan
menjadi penembak dari gasing lawan yang diputar.
2. Permainan
Sumpit (hempu’t)
Permainan
Sumpit/ Hempu’t ini untuk melatih pernafasan dan kelincahan/ ketelitian dalam
melihat sesuatu/ sasaran yang akan ditembak. Sumpit ini memiliki lubang
ditengah-tengah kayu dengan diameter 3-5 cm dan panjang 2-4 meter.
3. Permainan
Lugo’q
Permainan ini
sering dimainkan oleh semua umur, baik dari anak kecil, remaja sampai dengan
dewasa. Permainan Lugo’q ini dimainkan ketika adanya pesta tanam padi atau Lali
uga’l.
Semua permainan rakyat yang saya paparkan di atas merupakan permainan yang sering di mainkan oleh orang Dayak pada umumnya. Bentuk dari kesadaran mereka tentang bemasyarakat yang menghormati satu dengan yang lainnya sifat dari bersosialisasi dengan baik, berangkat dari kehidupan mereka sehari-hari mereka dapat memberikan pemahaman mengenai kerukunan didalam bermasyarakat. Cinta mereka terhadap alam yang mereka pakai besar sekali, buktinya dari apa yang ambil dijadikan sebagai hiasan, pakaian sampai dengan hiburan mereka sehari-hari (permainan rakyat).
Saya ingin berbagi mengenai pemahaman kita tentang permainan rakyat yang harus kita lestarikan dan kita jaga dengan baik, melihat dari jaman ke jaman, semua yang berbentuk culture, budaya dan tradisi semakin menghilang. Anak-anak muda sekarang lebih mementingkan kepada teknologi yang membawa mereka kepada hal-hal yang bersifat instan. Game yang secara logika lebih bagus ketimbang harus bermain ditanah dengan banyak kotoran kemudian bisa menyakitkan. Mereka terbuai dengan permainan yang tidak membuat mereka lelah dan sampai mengeluarkan tenaga yang banyak. Itulah yang membuat semua permainan rakyat banyak tidak disenangi oleh anak-anak muda Dayak sekarang ini, walaupun masih banyak yang memainkan permainan tersebut, dari sepuluh orang Dayak mungkin satu atau dua orang Dayak yang mengetahui bagaimana bermain tradisional/ permainan rakyat.
Postingan kali ini ingin memberikan pemahaman bahwa permainan rakyat adalah budaya yang harus selalu dilindungi dan dijaga nilai-nilai seninya. Semoga bagi para pembaca dapat menyimpulkan sendiri bagaimana melestarikan permainan rakyat yang dan baik dan semestinya. Semoga bermanfaat dan bergunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar