Postingan kali ini saya akan
menjelaskan beberapa upacara-upacara adat Dayak yang saya dapatkan melalui
dokumentasi sendiri dan dengan nara sumber yang saya jumpai, tentunya para
tetua kampung yang bisa menjelaskan kepada saya mengenai filosofi-filosofi
upacara-upacara adat Dayak tersebut. Semua yang saya paparkan berikut ini
merupakan upacara-upacara yang sering dijumpai dalam masyarakat Dayak pada
umumnya, lingkungan, tata cara hidup masyarakat Dayak dan bagaimana mereka
mencintai lingkungan mereka. Masyarakat Dayak begitu bangga dengan keadaan alam
sekitar, mereka mensyukuri adanya alam yang mencintai mereka juga, dari situlah
mereka membuat upacara-upacara Adat ini sebagai bentuk cinta mereka dan itulah
menjadi kebudayaan bagi mereka, mulai dari menjaga binatang seperti burung
Enggang (borneo), Babi hutan, orang utan dan tanaman kayu.
Dijaman dulu upacara-upacara yang
mereka tampilkan begitu sederhana, cukup dengan asesoris seadanya, pakaian,
topi (lavu’ng), mandau (parang), perisai (kelbi’t), sumpit (hempu’t) dan tombak
(ja’m). Semua peralatan ini dipakai pada saat menari dengan diiringi oleh alat
musik sampeq yang begitu merdu, dengan petikan-petikan senar sampeq mereka
dapat menari dengan indahnya. Gong yang biasa dipakai untuk menari juga
ditampilkan. Masyarakat Dayak pada masa lalu sangat kental dengan
upacara-upacara Adat, mereka sangat menghargai benda-benda Adat yang dimasukkan
didalam upacara tersebut. Mulai dari upacara pernikahan Adat, benda-benda yang
menjadi jujuran dalam pernikahan tidak bisa diuangkan/ diganti dengan uang. Benda-benda
itu menjadi sakral bagi mereka, untuk mendapatkan itu, sang mempelai pria harus
menyediakan benda-benda tersebut sampai tersedia barulah bisa menikahi mempelai
wanita.
Dijaman sekarang masyarakat Dayak
banyak menyalah gunakan Adat Dayak dalam setiap upacara-upacara Adat, dari yang
tidak bisa didapatkan dapat diuangkan, mengingat benda-benda tersebut sangat
langka dan harganya tidak terjangkau lagi. Nilai-nilai budaya didalam upacara
Adat Dayak sekarang tidak bisa dibenarkan adanya karena banyak yang tidak
original, baik secara benda-benda adat dan tata cara upacara adat nya.
Berikut beberapa upacara-upacara
Adat Dayak Bahau dan Tunjung yang sudah saya lihat dan saksikan, bagaimana
mereka menjaga dan melestarikan adat istiadat mereka, gotong royong dan saling
damai didalam bermasyarakat :
1. Upacara
Nebe’e Rau (Tanam Padi)
Upacara Nebe’e
Rau/ Tanam Padi ini merupakan upacara tahunan yang harus dibuat, upacara ini
bentuk dari rasa syukur masyarakat Dayak atas ladang mereka yang bisa ditanami
padi dengan harapan hasil yang mereka tanam sangat berlimpah. Tidak heran jika
upacara ini dilangsungkan selama satu bulan, disitu banyak sekali adat-adat
Dayak yang dilakukan, diawali dari memberi makanan sang raja kampung (to’q)
untuk menjaga kampung agar selalu terjaga dari kejahatan. Dalam upacara Adat
Nebe’e Rau inilah ada yang namanya Lali Uga’l. Lali Uga’l ini akan terdapat
beberapa tarian-tarian yang sifatnya sakral, dari tarian Hudo’q Apa’h dan
Tarian Henda’q Uling. Tarian ini hanya boleh ditampilkan didalam Lali Uga’l ini
saja, karena Tarian ini merupakan cerita dimasa lalu dijadikan sebagai pengusir
hama, dari bentuk dan besarnya akan sangat membantu masyarakat Dayak dalam
menjaga ladang dan hasil tanaman mereka.
Upacara Adat Dayak Bahau Nebe'e Rau
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2010
2. Upacara
Erau (Bentuk syukur atas panen padi)
Upacara Erau ini
juga biasanya dilakukan sekali setahun, semua bentuk dari rasa syukur mereka
dengan hasil panenan yang berlimpah.
3. Upacara
Ngerangka’u (Upacara untuk kematian)
Upacara
Ngerangka’u/ Kematian ini bagi masyarakat Dayak Tunjung begitu sakral, mereka
meyakini upacara ini bentuk dari kekeluargaan mereka untuk memberikan
kenyamanan kepada Almarhum/ mah ketika berada di sisi Tuhan. Biasanya upacara
Ngerangka’u ini dibuat setelah 40 (empat puluh) hari setelah kematian.
4. Upacara
Pernikahan (Ngehawa’k)
Upacara Pernikahan/
Ngehawa’k ini merupakan upacara umum yang sering dilakukan jika ada masyarakat
Dayak yang hendak menikah, disini akan banyak benda-benda Adat yang
ditampilkan, tergantung dari keturunan sang mempelai wanita/ pria. Jika wanita
keturunan bangsawan maka pria wajib menyediakan sesuai dengan permintaan dari
wanita. Disinilah benda-benda adat bisa diuangkan seperti yang saya jelaskan
diatas. Upacara Ngehawa’k ini akan ada namanya hukum adat jika kelak terjadi
perceraian, dimulai dari denda benda adat dan hukum adat sesuai dengan
kesalahan dari kedua belah pihak, dan denda atau hukuman adat ini tidaklah
ringan/ kecil karena ini sama halnya melanggar adat istiadat dari ADAT DAYAK
itu sendir.
Upacara Pernikahan Adat Dayak Bahau
Sumber : www.dayakborneo.com
5. Upacara
Dahau (pemberian nama anak)
Upacara Dahau/
pemberian nama Anak ini merupakan upacara dari keturunan bangsawan/ terpandang
dikampung/ yang mampu membuat upacara ini. Upacara Dahau ini dibuat
besar-besaran dan undangannya dari berbagai tempat yang didiami Dayak. Upacara Dahau ini berlangsung selama 1 (satu) bulan penuh, semua kegiatan yang berlangsung akan banyak ritual-ritual adat yang dibuat selama durasi upacara Dahau ini berlangsung.
Upacara Dahau/ Pemberiaan nama anak
Sumber : www.dayakborneo.com
Masyarakat Dayak pada umumnya sangat mensakralkan semua bentuk upacara-upacara Adat, karena itu sudah menjadi bagian dari kehidupan dan budaya mereka turun temurun. Mengenal masyarakat Dayak bagian dari pengetahuan mengenai kebudayaan, LAMIN (rumah panjang) adalah bagian dari Heritage yang selalu dilestarikan/ dijaga, karena itu bagian dari sejarah yang tidak ada habisnya jika dibahas.
Semoga bermanfaat bagi kita semua, cintailah Budaya masing-masing daerah di Indonesia ini, jaga, lestarikan dan publikasikan dengan apik, karena banyak orang-orang muda dijaman sekarang kurang berminat membahas mengenai budaya, lebih baik membahas budaya interlokal, gaya-gaya yang sudah tidak menjadi Indonesia melainkan negara tetangga. Cintailah kebudayaan sendiri, ciptakan keindahan didalam berbudaya.
Lengkap banget nih. makasih bnyak mas.
BalasHapusKalimantan Timur
Maksih atas pengetahuan nya
BalasHapustertolonglah proposal ane, mkasih Mebang
BalasHapusBlog bagus, info mantap
BalasHapusMakasih gan. Portofolionya jadi kelar.
BalasHapusArtikel nya bagus juga, banyak org yg review bagus di blog nya...
BalasHapushttps://wahyud831.blogspot.co.id/2015/06/kebudayaan-kalimantan-timur.html?showComment=1502366030461#c3543581906891519260
saya mohon ijin ya, saya copy untuk buat tugas kuliah saya, GBU Tuhan memberkati
BalasHapusmantappp lengkap sekali
BalasHapusHanya sebagian kurang lengkap dari pengertian acara adat ini,tpi trima kasih audah memperkenalkan budaya dayak bahau khususnya untuk dunua luar,trims
BalasHapus