Rabu, 22 Januari 2014

UPACARA-UPACARA ADAT DAYAK



Postingan kali ini saya akan menjelaskan beberapa upacara-upacara adat Dayak yang saya dapatkan melalui dokumentasi sendiri dan dengan nara sumber yang saya jumpai, tentunya para tetua kampung yang bisa menjelaskan kepada saya mengenai filosofi-filosofi upacara-upacara adat Dayak tersebut. Semua yang saya paparkan berikut ini merupakan upacara-upacara yang sering dijumpai dalam masyarakat Dayak pada umumnya, lingkungan, tata cara hidup masyarakat Dayak dan bagaimana mereka mencintai lingkungan mereka. Masyarakat Dayak begitu bangga dengan keadaan alam sekitar, mereka mensyukuri adanya alam yang mencintai mereka juga, dari situlah mereka membuat upacara-upacara Adat ini sebagai bentuk cinta mereka dan itulah menjadi kebudayaan bagi mereka, mulai dari menjaga binatang seperti burung Enggang (borneo), Babi hutan, orang utan dan tanaman kayu.

Dijaman dulu upacara-upacara yang mereka tampilkan begitu sederhana, cukup dengan asesoris seadanya, pakaian, topi (lavu’ng), mandau (parang), perisai (kelbi’t), sumpit (hempu’t) dan tombak (ja’m). Semua peralatan ini dipakai pada saat menari dengan diiringi oleh alat musik sampeq yang begitu merdu, dengan petikan-petikan senar sampeq mereka dapat menari dengan indahnya. Gong yang biasa dipakai untuk menari juga ditampilkan. Masyarakat Dayak pada masa lalu sangat kental dengan upacara-upacara Adat, mereka sangat menghargai benda-benda Adat yang dimasukkan didalam upacara tersebut. Mulai dari upacara pernikahan Adat, benda-benda yang menjadi jujuran dalam pernikahan tidak bisa diuangkan/ diganti dengan uang. Benda-benda itu menjadi sakral bagi mereka, untuk mendapatkan itu, sang mempelai pria harus menyediakan benda-benda tersebut sampai tersedia barulah bisa menikahi mempelai wanita. 

Dijaman sekarang masyarakat Dayak banyak menyalah gunakan Adat Dayak dalam setiap upacara-upacara Adat, dari yang tidak bisa didapatkan dapat diuangkan, mengingat benda-benda tersebut sangat langka dan harganya tidak terjangkau lagi. Nilai-nilai budaya didalam upacara Adat Dayak sekarang tidak bisa dibenarkan adanya karena banyak yang tidak original, baik secara benda-benda adat dan tata cara upacara adat nya.

Berikut beberapa upacara-upacara Adat Dayak Bahau dan Tunjung yang sudah saya lihat dan saksikan, bagaimana mereka menjaga dan melestarikan adat istiadat mereka, gotong royong dan saling damai didalam bermasyarakat :

  1. Upacara Nebe’e Rau (Tanam Padi)

Upacara Nebe’e Rau/ Tanam Padi ini merupakan upacara tahunan yang harus dibuat, upacara ini bentuk dari rasa syukur masyarakat Dayak atas ladang mereka yang bisa ditanami padi dengan harapan hasil yang mereka tanam sangat berlimpah. Tidak heran jika upacara ini dilangsungkan selama satu bulan, disitu banyak sekali adat-adat Dayak yang dilakukan, diawali dari memberi makanan sang raja kampung (to’q) untuk menjaga kampung agar selalu terjaga dari kejahatan. Dalam upacara Adat Nebe’e Rau inilah ada yang namanya Lali Uga’l. Lali Uga’l ini akan terdapat beberapa tarian-tarian yang sifatnya sakral, dari tarian Hudo’q Apa’h dan Tarian Henda’q Uling. Tarian ini hanya boleh ditampilkan didalam Lali Uga’l ini saja, karena Tarian ini merupakan cerita dimasa lalu dijadikan sebagai pengusir hama, dari bentuk dan besarnya akan sangat membantu masyarakat Dayak dalam menjaga ladang dan hasil tanaman mereka.

Upacara Adat Dayak Bahau Nebe'e Rau
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2010

  2. Upacara Erau (Bentuk syukur atas panen padi)

Upacara Erau ini juga biasanya dilakukan sekali setahun, semua bentuk dari rasa syukur mereka dengan hasil panenan yang berlimpah.

  3. Upacara Ngerangka’u (Upacara untuk kematian)

Upacara Ngerangka’u/ Kematian ini bagi masyarakat Dayak Tunjung begitu sakral, mereka meyakini upacara ini bentuk dari kekeluargaan mereka untuk memberikan kenyamanan kepada Almarhum/ mah ketika berada di sisi Tuhan. Biasanya upacara Ngerangka’u ini dibuat setelah 40 (empat puluh) hari setelah kematian.

  4.  Upacara Pernikahan (Ngehawa’k)

Upacara Pernikahan/ Ngehawa’k ini merupakan upacara umum yang sering dilakukan jika ada masyarakat Dayak yang hendak menikah, disini akan banyak benda-benda Adat yang ditampilkan, tergantung dari keturunan sang mempelai wanita/ pria. Jika wanita keturunan bangsawan maka pria wajib menyediakan sesuai dengan permintaan dari wanita. Disinilah benda-benda adat bisa diuangkan seperti yang saya jelaskan diatas. Upacara Ngehawa’k ini akan ada namanya hukum adat jika kelak terjadi perceraian, dimulai dari denda benda adat dan hukum adat sesuai dengan kesalahan dari kedua belah pihak, dan denda atau hukuman adat ini tidaklah ringan/ kecil karena ini sama halnya melanggar adat istiadat dari ADAT DAYAK itu sendir.
Upacara Pernikahan Adat Dayak Bahau
Sumber : www.dayakborneo.com

  5. Upacara Dahau (pemberian nama anak)

Upacara Dahau/ pemberian nama Anak ini merupakan upacara dari keturunan bangsawan/ terpandang dikampung/ yang mampu membuat upacara ini. Upacara Dahau ini dibuat besar-besaran dan undangannya dari berbagai tempat yang didiami Dayak. Upacara Dahau ini berlangsung selama 1 (satu) bulan penuh, semua kegiatan yang berlangsung akan banyak ritual-ritual adat yang dibuat selama durasi upacara Dahau ini berlangsung.
 Upacara Dahau/ Pemberiaan nama anak
Sumber : www.dayakborneo.com

 Masyarakat Dayak pada umumnya sangat mensakralkan semua bentuk upacara-upacara Adat, karena itu sudah menjadi bagian dari kehidupan dan budaya mereka turun temurun. Mengenal masyarakat Dayak bagian dari pengetahuan mengenai kebudayaan, LAMIN (rumah panjang) adalah bagian dari Heritage yang selalu dilestarikan/ dijaga, karena itu bagian dari sejarah yang tidak ada habisnya jika dibahas.
Semoga bermanfaat bagi kita semua, cintailah Budaya masing-masing daerah di Indonesia ini, jaga, lestarikan dan publikasikan dengan apik, karena banyak orang-orang muda dijaman sekarang kurang berminat membahas mengenai budaya, lebih baik membahas budaya interlokal, gaya-gaya yang sudah tidak menjadi Indonesia melainkan negara tetangga. Cintailah kebudayaan sendiri, ciptakan keindahan didalam berbudaya.

9 komentar:

  1. tertolonglah proposal ane, mkasih Mebang

    BalasHapus
  2. Makasih gan. Portofolionya jadi kelar.

    BalasHapus
  3. Artikel nya bagus juga, banyak org yg review bagus di blog nya...


    https://wahyud831.blogspot.co.id/2015/06/kebudayaan-kalimantan-timur.html?showComment=1502366030461#c3543581906891519260

    BalasHapus
  4. saya mohon ijin ya, saya copy untuk buat tugas kuliah saya, GBU Tuhan memberkati

    BalasHapus
  5. Hanya sebagian kurang lengkap dari pengertian acara adat ini,tpi trima kasih audah memperkenalkan budaya dayak bahau khususnya untuk dunua luar,trims

    BalasHapus